Judul film ini mungkin tidak berarti bagi anda tapi filmnya pasti akan meninggalkan kesan yang lama seperti yang Resensi Film Bagus rasakan. Sebenarnya, Invictus mengacu pada puisi karya William Ernest Henley yang memberi inspirasi bagi Nelson Mandela (Morgan Freeman) selama 27 tahun berada di penjara. Mandela memberi salinan puisi ini kepada Francois Pienaar (Matt Damon), kapten tim nasional rugby, dengan harapan puisi ini juga bisa menginspirasi Pienaar. Dua orang ini menyatukan kekuatan, memimpin tim Afrika Selatan menjuarai Piala Dunia rugby dan menyatukan negeri yang lama terpecah-belah ini.
Sutradara Clint Eastwood dengan pintar menggabungkan kisah politik dengan cerita olahraga dan menyajikannya berdasarkan fakta, bukan fiksi semata. Dan sementara kehidupan Mandela di awal masa kepresidenannya tidak terlalu memikat, maka rugby adalah sebaliknya. Eastwood berhasil membuat rugby menjadi menarik - terutama karena Resensi Film Bagus sama sekali asing dengan olahraga ini- walaupun adegan final Piala Dunia terlalu bertele-tele.
Tetapi kunci dari Invictus bukanlah pemain rugby yang saling tabrak di lapangan hijau. Daya tariknya adalah penampilan dua bintang kesohor yang mengaduk hati dan menggoda pikiran kita. Sulit membayangkan orang selain Freeman bisa memainkan tokoh Mandela. Dia tampil memukau dengan suara, pesona, dan ekspresi yang mantap. Kita pun bisa mengintip ke dalam karakter Mandela, seorang pemimpin besar yang kharismatis.
Damon tampil dalam peran watak yang langka bagi dirinya (bagaimanapun, image keras Jason Bourne amat melekat dalam dirinya). Dia tampil bersinar sebagai kapten Springbok dalam sebuah peran yang sebetulnya tidak terlalu mencolok. Yang jelas, dia sukses keluar dari bayang-bayang karakter Bourne.
Invictus menyajikan cerita saat Mandela menjadi presiden setelah pemilu 1994 yang bersejarah. Tapi film ini tidak memfokuskan pada seluruh karir politiknya. Eastwood berfokus hanya pada satu bagian dari sejarah Mandela. Tentu saja, rugby.
Eastwood secara cekatan menampilkan sebuah negara yang berjuang melawan apartheid. Secara ilustratif, digambarkan perlawanan terhadap Mandela setelah terpilih yang membuat pengawalnya sibuk menjaga Mandela.
Invictus, yang merupakan bahasa Latin untuk unconquered (tak terkalahkan), menemukan konteks yang tepat dalam dalam film. Istilah ini juga berlaku untuk Eastwood, sutradara besar Hollywood yang sudah tidak muda lagi, yang berhasil menyajikan cerita memukau sebagai buah dari kombinasi antara kemahiran dan semangat tak kunjung henti.
Ngomong-ngomong, Resensi Film Bagus bertanya-tanya. Apakah para pemimpin kita di Istana sudah menyaksikan film ini? Karena film ini adalah contoh bagaimana olahraga menjadi alat yang tepat untuk mempersatukan dan membangun karakter bangsa.
Sutradara Clint Eastwood dengan pintar menggabungkan kisah politik dengan cerita olahraga dan menyajikannya berdasarkan fakta, bukan fiksi semata. Dan sementara kehidupan Mandela di awal masa kepresidenannya tidak terlalu memikat, maka rugby adalah sebaliknya. Eastwood berhasil membuat rugby menjadi menarik - terutama karena Resensi Film Bagus sama sekali asing dengan olahraga ini- walaupun adegan final Piala Dunia terlalu bertele-tele.
Tetapi kunci dari Invictus bukanlah pemain rugby yang saling tabrak di lapangan hijau. Daya tariknya adalah penampilan dua bintang kesohor yang mengaduk hati dan menggoda pikiran kita. Sulit membayangkan orang selain Freeman bisa memainkan tokoh Mandela. Dia tampil memukau dengan suara, pesona, dan ekspresi yang mantap. Kita pun bisa mengintip ke dalam karakter Mandela, seorang pemimpin besar yang kharismatis.
Damon tampil dalam peran watak yang langka bagi dirinya (bagaimanapun, image keras Jason Bourne amat melekat dalam dirinya). Dia tampil bersinar sebagai kapten Springbok dalam sebuah peran yang sebetulnya tidak terlalu mencolok. Yang jelas, dia sukses keluar dari bayang-bayang karakter Bourne.
Invictus menyajikan cerita saat Mandela menjadi presiden setelah pemilu 1994 yang bersejarah. Tapi film ini tidak memfokuskan pada seluruh karir politiknya. Eastwood berfokus hanya pada satu bagian dari sejarah Mandela. Tentu saja, rugby.
Eastwood secara cekatan menampilkan sebuah negara yang berjuang melawan apartheid. Secara ilustratif, digambarkan perlawanan terhadap Mandela setelah terpilih yang membuat pengawalnya sibuk menjaga Mandela.
Invictus, yang merupakan bahasa Latin untuk unconquered (tak terkalahkan), menemukan konteks yang tepat dalam dalam film. Istilah ini juga berlaku untuk Eastwood, sutradara besar Hollywood yang sudah tidak muda lagi, yang berhasil menyajikan cerita memukau sebagai buah dari kombinasi antara kemahiran dan semangat tak kunjung henti.
Ngomong-ngomong, Resensi Film Bagus bertanya-tanya. Apakah para pemimpin kita di Istana sudah menyaksikan film ini? Karena film ini adalah contoh bagaimana olahraga menjadi alat yang tepat untuk mempersatukan dan membangun karakter bangsa.
Sutradara : Clint Eastwood
Skenario : Anthony Peckham
Pemain : Morgan Freeman, Matt Damon
Download Wallpaper Invictus
Skenario : Anthony Peckham
Pemain : Morgan Freeman, Matt Damon
Download Wallpaper Invictus
soheh jiddan,,,i like your blog
ReplyDelete